Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara kronis. Tekanan darah diukur dengan dua angka, yaitu tekanan sistolik (saat jantung memompa darah) dan diastolik (saat jantung beristirahat). Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya ≥ 140/90 mmHg.
Hipertensi Primer (Esensial):
Jenis yang paling umum, penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tapi berkaitan dengan gaya hidup dan faktor genetik.
Hipertensi Sekunder:
Disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal, gangguan hormon, atau penggunaan obat tertentu.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau meningkatkan risiko hipertensi antara lain:
Pola makan tinggi garam
Obesitas atau kelebihan berat badan
Kurang olahraga
Stres berkepanjangan
Merokok dan konsumsi alkohol
Faktor keturunan (genetik)
Usia di atas 40 tahun
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena bisa tidak menimbulkan gejala. Namun, dalam beberapa kasus, gejalanya meliputi:
Sakit kepala
Pusing
Pandangan kabur
Nyeri dada
Sesak napas
Detak jantung tidak teratur
Jika tidak ditangani, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
Serangan jantung
Stroke
Gagal ginjal
Kerusakan mata (retinopati)
Aneurisma
Pengelolaan hipertensi mencakup perubahan gaya hidup dan pengobatan, seperti:
Menurunkan konsumsi garam
Menjaga berat badan ideal
Berolahraga secara teratur
Menghindari stres
Berhenti merokok dan menghindari alkohol
Mengonsumsi makanan sehat seperti buah, sayur, dan makanan rendah lemak
Minum obat antihipertensi sesuai resep dokter
Hipertensi adalah kondisi medis yang serius tetapi bisa dikendalikan. Dengan mengenali risikonya sejak dini dan menjalani gaya hidup sehat, risiko komplikasi bisa diminimalkan, bahkan dicegah. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat dianjurkan, terutama bagi orang dewasa dan lansia.