Zoroaster, juga dikenal sebagai Zarathustra, adalah sosok yang menciptakan sistem kepercayaan Zoroastrisme, salah satu agama tertua yang masih eksis hingga saat ini. Pemikirannya dan ajarannya memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan spiritual dan filosofis di dunia kuno. Mari kita menjelajahi kehidupan dan warisan Zoroaster.
Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan awal Zoroaster, tetapi sebagian besar sejarawan sepakat bahwa ia hidup di Iran (Persia) pada sekitar abad ke-6 atau ke-7 SM. Legenda menyebutkan bahwa ia lahir di desa Rhages, di wilayah yang sekarang disebut Iran.
Menurut tradisi Zoroastrian, Zoroaster mendapatkan pencerahan spiritual pada usia 30 tahun setelah bertemu dengan Ahura Mazda, tuhan yang disembah dalam Zoroastrisme. Dalam penglihatannya, Ahura Mazda memberikan ajaran moral dan etika yang dianggap sebagai Dasatya (kebenaran) dan Ahimsa (ketidakkekerasan). Zoroaster juga menyampaikan konsep bahwa manusia memiliki kebebasan memilih antara perbuatan baik dan buruk, dan setiap individu akan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri di hadapan Tuhan.
Zoroastrianisme mengajarkan prinsip-prinsip fundamental seperti:
Ahura Mazda: Tuhan yang Maha Kuasa, pencipta segala sesuatu, dan sumber kebaikan.
Dua Prinsip Utama: Ajaran Zoroastrianisme terkait dengan pertarungan antara dua kekuatan, yaitu Ahura Mazda (kebaikan) dan Angra Mainyu (kejahatan).
Fravashi: Konsep tentang jiwa atau esensi yang diberikan kepada setiap individu oleh Ahura Mazda.
Atash: Api suci yang dianggap sebagai simbol kehadiran ilahi dan cahaya rohaniah.
Gathas: Hymne-hymne yang diatribusikan kepada Zoroaster, membentuk inti teks suci Zoroastrisme.
Zoroaster memainkan peran sentral dalam membentuk identitas spiritual dan moral masyarakat Persia kuno. Ajarannya membentuk dasar Zoroastrisme, yang menjadi agama resmi Kekaisaran Persia pada masa pemerintahan Koresy Agung. Pengaruhnya juga meluas hingga ke wilayah-wilayah di luar Persia, dan bahkan mempengaruhi agama-agama lain seperti Yudaisme, Kristen, dan Islam.
Meskipun jumlah penganut Zoroastrisme saat ini terbatas, ajaran Zoroaster tetap hidup dalam komunitas Zoroastrian dan mendapatkan pengakuan sebagai salah satu agama tertua di dunia. Ritual, doa, dan nilai-nilai etika Zoroastrisme tetap menjadi landasan bagi komunitas penganutnya.
Zoroaster dan ajarannya telah memberikan kontribusi yang berharga terhadap perkembangan spiritual dan kebudayaan di dunia kuno. Meskipun sejarahnya terkubur dalam misteri, warisan Zoroaster tetap menjadi sumber inspirasi dan pemahaman tentang makna hidup, kebaikan, dan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.